![Hasil gambar untuk gambar anime ldr](https://scontent-iad3-1.cdninstagram.com/vp/cd89b21d76d8424bf71edf8dfa2e1063/5B819248/t51.2885-15/e15/10954481_871281349596726_2113354609_n.jpg)
PHONE
Sejauh apapun dirimu,sebuah penghubung pasti ada
Bab 1 :
TERSAMBUNG
“Bibi,rotinya
bi,iya yang itu” Aku berteriak di tengah ramainya kantin. “yang itu juga!”
Setelah
mendapatkan beberapa makanan yang ku inginkan,aku langsung pergi menuju
kelas.Orang-orang menatapku aneh.Yah… aku tak peduli dengan tatapan mereka yang
bingung melihatku membawa roti yang begitu banyak tanpa pelastik,lagipula aku
sering melakukan ini.
Namaku
Otonoda Chiisaki,murid kelas 1 di SMA Satou Gakuen.Gadis pecinta roti kantin
ini memiliki kepribadian yang kurang
elit,bersikap kikuk,ceroboh,dan… -sedikit- bodoh.Dibandingkan sma,aku lebih
memilih untuk kembali ke masa-masa SD ku. Ada banyak hal yang ingin ku
ambil balik,serasa selama ini aku hanya buang-buang waktuku.
4
tahun lalu adalah kejadian yang tak bisa kulupakan.Seorang yang selalu tertawa
bersamaku,dan menggenggam tanganku,kini jauh entah dimana. Semakin waktu
berlalu,semakin aku bertanya-tanya,terus bergumam apakah ini yang terbaik. Tak ada
yang bisa menggantikannya.Orang misterius yang menciptakan teka-teki dalam
hidupku,yang pergi dan menghilang begitu saja. Tak peduli sudah berapa kali
jarum melewati angka 12 membuatku ingin lari dari kenyataan bahwa mustahil bisa
bertemu dengannya lagi. Janji itu tak kunjung ditepati.
@FLASHBACK
ON
Nafasku tersenggal,namun aku tetap berlari. Aku dengan cepat berlari ke rumahnya setelah pesan darinya sampai padaku. Aku berlari menghampiri anak laki-laki
yang berdiri menatapku,aku berhenti didepannya sambil mengatur nafasku.Sebuah
mobil truk besar ada didepan rumahnya,aku menatapnya cemas. Ia tersenyum pahit dan memalingkan wajahnya.
“Kei,kau serius ingin pergi?”.
Laki-laki bernama Hasegawa
Keita itu mengangguk pelan.”Begitulah!”
“Kenapa kau baru bilang padaku
sekarang?” Aku menggenggam erat ponselku,tangan lainnya meremas ujung rokku. Aku sangat kesal saat itu.
Ia tersenyum pahit.“Ayahku menyuruh
kami segera pindah,Ia bilang karena urusan pekerjaan,ia sudah menyiapkan rumah
baru untuk kami,sebenarnya aku sudah tau ini sejak seminggu yang lalu,aku tak ingin memberitaukan ini padamu,aku takut melihat wajahmu.Tapi… setelah aku memikirkan
perasaanmu, akhirnya aku putuskan untuk bertemu denganmu sebelum aku pergi” Kei
menunjukkan wajahnya.
Aku menggigit bibirku.”Kau akan
kembali kan,iya kan?!” Bentakku cemas.
Ia menatapku dan
mengagguk.”Pasti!”
Matakupun mulai
berkaca-kaca,jantungku berdegup kecang,aku takut, entah mengapa aku merasa
takut. Dia sudah janji, bagaimana kalau dia tidak menepatinya? bagaimana kalau dia lupa? apa bisa aku sekolah tanpa dia? dia akan kembali kan?. Aku memejamkan mataku rapat-rapat, mengusir pikiran burukku.
“Chiisa!”
Aku membuka mataku.
Kei tersenyum padaku, kali ini senyuman yang percaya diri.”Jangan
cemas,aku pasti kembali kok,dan juga aku punya sesuatu untukmu”.
Ia memintaku meminjamkan ponsel
ku, dia mengetik sesuatu disana.
“Aku sudah punya handphone sendiri sekarang, jaga baik-baik nomor ini, jika suatu
hari aku kembali, akan ku panggil nomormu, aku JANJI” Ia tersenyum lebar.
Aku menatap layar ponselku,kontak
baru bernama SAHABAT tertera disana.
“Kau sahabat terbaikku,Chiisa!”
Aku mulai berlinang air mata, Aku berusaha keras menahannya tapi tidak bisa. Pipiku benar-benar basa oleh air mata sekarang.
“Ayolah jangan menangis dasar
cengeng,sudah ya,sepertinya ibu dan kakakku sudah menungguku di mobil,jangan
menangis,aku pasti kembali,percayalah!” Ia tersenyum dan berbalik badan,ia
berlari menuju mobilnya.Walau tidak jelas tapi sekilas aku bisa lihat air mata
yang jatuh di pipinya. Padahal kau sendiri menangis....
Aku mencoba mengejarnya, tapi langkahku seakan tertahan, waktu seolah berhenti untukku, langkahnya seakan sudah begitu jauh, mepmperbesar jarak diantara kami, aku tak mampu mengejarnya. Dari dalam mobil,Kei tersenyum lebar
padaku dan melambai,tapi aku… hanya berdiri dan menatapnya sedangkan tangisku mulai deras dan berisak. ”Jangan lupakan aku
ya!” Teriaknya. Ia lalu mengusap sesuatu dimatanya, "Aku pasti kembali!" Mobilnya mulai melaju.
Aku mengangguk beberapa
kali.”KEI,KAU HARUS TEPATI JANJIMU! HARUS!!” Teriakku keras.
Kei pun mulai menjauh. Sekarang aku mulai sadar,perasaanku
yang tak mau ia pergi… itu semua karena… kau sahabatku yang berharga Kei.
@FLASHBACK
OFF
Sampai sekarang,aku masih
menunggunya membayar janjinya, aku terus menanti sampai Kei memanggil nomorku. Kadang kucoba
menelponnya berkali-kali tapi tak ada yang mengangkat, kupikir dia mungkin sudah
ganti nomor dan melupakanku. Kontak itu sudah seperti sampah di Hanphoneku. Aku tau
hal itu tapi aku tetap mengharapkan kedatangannya.Yah,mau bagaimana lagi,aku
pasti akan senang kalau dia datang,tapi kalau tidak sekalipun itu tak
apa,lagipula sekalinya tak ada dirinya semua pasti akan berjalan seperti
biasanya, selama 4 tahun aku sudah terbiasa
menjalani hari sekolahku tanpanya. Bahkan aku terbiasa dengan rasa sakit yang kualami di sekolah.
menjalani hari sekolahku tanpanya. Bahkan aku terbiasa dengan rasa sakit yang kualami di sekolah.
Aku berjalan ke kelas sambil membawa tumpukkan
roti dan satu roti dimulutku.Tiba-tiba Hanphoneku berbunyi.Aku tersentak dan menghentikan langkahku, merogoh saku rokku untuk mengambil hanphoneku. Orang-orang di lorong makin
menatapku bingung.
Salah satu teman sekelasku
mendekatiku. “Chiisaki,kau butuh bantuan?”.
“Twidak pwerlu,akwu bwisa
menemwukannya” Aku terus mencari dan “Ketemu!!” Teriakku dan mengeluarkan handphoneku.
“e-eh-eeeeh….”
GUBRAK!
Aku jatuh bersama roti-roti yang
kubeli.Kuusap bokongku yang sakit dan kulihat layar HP-ku. Aku menaikkan sebelah
alisku. Kanade? cih.. kali ini dia menyuruhku untuk apa?.
“Kenapa menelponku?”
“Belikan aku soda kaleng! Cepat
ya,aku haus,”
“Tunggu--” Kumanyunkan bibirku.Dia
menutup telponnya. “Dasar tukang suruh!” Aku berteriak di lorong dalam keadaan
masih terduduk bersama roti-rotiku yang berhamburan.Kalau tau ini telpon dari
si Kanade aku ga akan mempermalukan diriku di lorong.
Segera aku berdiri dan pergi menuju
mesin minuman. Sejenak aku melihat pilihan minuman. Ah yang mana sajalah,yang penting bersoda. Kutekan salah satu tombol
dan membiarkannya jatuh. Roti di tangannku membuatku kesulitan mengambil
minumannya dari dalam mesin.Kucoba meminta tolong orang yang lewat namun tak ada
yang mempedulikanku. Akhirnya kucoba mengambilnya sendiri.
GAWAT!
Sebuah tangan datang dan
mengambilkan kaleng itu untukku.Langsung kualihkan pandangannku kepada pemilik
tangan itu.
“Lain kali bawa rotimu dengan
plastik” Aku menerima kaleng ditangannya dan dia pergi begitu saja. Aku
memandangi punggunya dan tersadar akan sesuatu Suaranya berat banget!.
Aku melemparkan minuman kaleng itu
tepat diatas meja. “Tuh,pesenanmu”
Dia mengangkat alisnya. “Heh,kau
mulai berlagak sekarang!”
“Kau terus-terusan memperlakukanku
sebagai budak,aku gak mau!” Emosiku meluap.
Kanede dan teman-temannya tersenyum
sinis padaku. “Kau lupa siapa yang menolongmu jika kau tidak punya teman untuk
tugas kelompok? Kau lupa kenapa sekarang kau bisa belajar dengan tenang di
kelas? Kau lupa,atau pura-pura lupa?”.
Aku menutup rapat mulutku dan melemparkan
tatapan sinis.Dia memainkan alisnya padaku. Ku palingkan mata dan berbalik badan
meninggalkannya.
“Pergilah dan lihat takkan ada orang
yang membelamu” Terdengar tawa yang meledak dari mulut Kanade dan
kawan-kawannya.
Aku berjalan keluar kelas. Jengkel. Mereka
benar-benar membuatku muak,mereka selalu menyuruhku ini itu.Tapi… kuhentikan langkahku.
Kyaa
bagaimana ini, sekarang aku pasti akan kesulitan kalau harus kerja kelompok,Kanade
pasti menyuruh murid lain untuk menjauhiku,AKU HARUS APA!!.Kusandarkan diriku menghadap
keluar jendela. Sehelai bunga sakura jatuh diatas rambutku,musim semi masih mau
menyisakan bunganya untukku,kadang aku bingung siapa yang harus kutuntut atas
kehidupanku yang seperti ini.Terbayang senyum Kei di kepalaku.Entah kenapa
rasanya aku mau menangis,Aku… ga bisa
menyalahkanmu.
17 April,tidak adakah kesempatan
bagiku untuk bahagia di hari ulang tahunku? Kuharap
sekolah cepat di pulangkan, kuharap besok musim semi selanjutnya, kuharap aku
punya teman,kuharap Keita datang.Aku menghembuskan nafasku,kalau aku disini
lebih lama lagi,bisa-bisa masuk angin,lebih baik aku kembali ke kelas.
Jam kedua dimulai.
Jam kedua dimulai.
Tik
tok tik tok tik tok…
suara detak jam kelas membuatku terbawa suasana hingga menirukan suaranya.Sejarah
membuatku bosan.
“Ih,bisakah kau diam dan dengarkan
pelajarannya?!” Kagutsuki yang duduk didepanku melotot kearahku. Aku tutup mulut
tanpa menghiraukannya. Dia itu tak pernah menengok ke belakang selain untuk
memarahiku, yah aku ga keberatan berhubung dia cowok tertampan dikelas.Terus
terang, Kanade memperlakukanku seperti itu karena iri dengan wajah imutku,tapi
kupikir aku biasa aja, mereka saja yang melebih-lebihkannya.
Setelah kunanti-nanti akhirnya bel
pulang pun menggema di seluruh penjuru sekolah.Sebuah sapu tiba-tiba
ditodongkan padaku.
“Hari ini aku piket!” Ucap Yui,salah
satu sekongkolan Kanade.
Aku tak menghiraukannya dan tetap
merapihkan bukuku ke dalam tas.
“Ayolah,aku ada janji akan karaokean
dengan temanku sore ini,” Ucapnya lirih.
Meski ia memelas sekalipun,itu
takkan membuatku mau menggantikannya piket,kecuali kalau dia berlutut meskipun
itu mustahil sih. Hari ini kan bukan jadwalku,dan juga kenapa teman-teman Kanade
malah ikut-ikutan memperlakukanku seperti budak.
“Cih,songong banget sih,ga dijawab
pula” Dumelnya semakin jadi.
Aku menenteng tasku dan berjalan
keluar kelas.Bodo amat,memangnya hidupku tergantung sama dia apa.Ku kenakan earphoneku sembari jalan
menuju stasiun.Mataku tertuju pada laki-laki yang tadi menolongku di mesin
minuman.
Satu
gerbong ya.
Aku memasuki gerbong yang biasanya
ku naiki.Sudah beberapa stasiun terlewati namun laki-laki itu belum turun
juga.Hingga tiba stasiun pemberhentianku.
Dih,turun
disini juga.
Penasaran namun biarkan,siapa peduli
kalau dia satu pemberhentian.Namun… Ternyata dia melewati jalan pulang yang
sama denganku.Aku terus berjalan dibelakangnya sambil memerhatikan gerak gerik
mencurigakannya. Terus seperti ini hingga hanya kami berdua di jalan.
Padahal
sudah masuk komplek rumahku!
Dia berhenti melangkah dan menengok
kebelakang. Aku bergidik kaget.
“Sumpah,aku ga ngikutin, rumahku
memang lewat sini!” Segera ku jelaskan tanpa pikir panjang.Tunggu,lagi pula kenapa juga aku jelaskan,aku kan gak tau dia mikir
apa.
Orang itu masih melihat
kearahku, kupandang wajahnya. Mataku melebar. Jangan-jangan… Ia kembali berbalik dan melanjutkan
langkahnya.
Suaranya sangat berat, jadi itu ga
mungkin Keita.Tapi… apa yang kupikirkan?.Kukeluarkan Handphone ku, mencari
kontak dengan nama SAHABAT.Sudah pernah berkali-kali kucoba namun tak ada yang
mengangkat,jadi ga mungkin dia kembali.Tapi dia sudah janji!.Laki-laki
didepanku masih terus melangkah menjauh,seolah tak mempedulikanku,jadi mana
mungkin kalau itu Kei.
Jempolku menekan tombol
panggil.Kupejamkan mataku bersamaan dengan kuletakkan Handphone di samping
telingaku.
Kalau itu Kei pasti ia akan
mengangkatnya,jadi…
Belum terdengar apapun dari sebrang
sana,belum ada yang mengangkat.Aku semakin berharap dan terus berharap.Harapan
yang selama ini mengikis secara tiba-tiba aku kembali percaya akan harapan itu.
Kumohon,angkatlah!
“Ooouh,ternyata kau ingat ya,”
Aku membuka mataku.Laki-laki itu berdiri melihatku
beberapa meter didepanku.Ia tersenyum dengan Handphone disamping telinganya.Aku
menahan nafasku,jantungku tak henti berdebar.Aku tutup mulutku dengan tangan
tak percaya,lagi-lagi aku menangis didepannya.
“Lama tak jumpa,Chiisa,” Ia tersenyum dan melambai lembut kearahku.
“Bodoh!,” Teriakku.”Setelah semua
yang terjadi bagaimana bisa aku melupakannya,tentu saja aku ingat,berkali-kali
kucoba menelpone mu tapi tak ada jawaban seolah-olah kau membohongiku dengan
nomor palsu,aku menunggumu selama ini,selalu menunggumu,bahkan sampai harapanku
hilang aku terus menunggumu…” Kubiarkan air mataku mengalir lalu tersenyum “Aku
merindukanmu,Hasegawa Keita”
Kei mengambil langkah mendekatiku
hingga ia berada satu langkah di depanku.Aku menghapus air mataku dan
menatapnya.Ia masih tersenyum padaku.
“Kau banyak berubah ya,begitu juga
denganku,” Ucapnya.
Tentu saja,kau benar-benar
berubah.Suaramu,tinggimu,rambutmu,punggungmu,banyak yang berubah sampai-sampai
aku tak mengenalimu.
“Aku,sudah menepati janjiku kan?
Jadi bisa kita hentikan semua ini?” Senyuman diwajahnya tiba-tiba hilang.Dia
justru menatap ku tajam sekarang.Terlebih lagi pertanyaannya membuatku bingung,hentikan semua ini? Hentikan apa?
“M-maksudmu?”
“Ayo selesaikan persahabatan
kita,lupakan semua yang pernah terjadi dulu maupun sekarang,itu hanya menambah
bebanku” Dengan santainya ia mengatakan
itu didepan orang yang selama ini mengharapkan kedatangannya.
Aku melebarkan mataku,mulutuku
setengah terbuka.
“HAH!” Kukepalkan tanganku keras,Aku
tersenyum histeris “Lupakan? Kaupikir itu bisa jadi semudah kau mengucapkannya,hah?
Kau gatau yang kualami selama 4 tahun terakhir,aku melalui banyak masa sulit
tanpamu,kau tak kunjung datang,selama 4 tahun…” Aku memejamkan mataku dan
berteriak “Inikah yang kudapatkan setelah menunggu orang kurang ajar didepanku selama
4 tahun lamanya,kau bilang ini menambah beban,seburuk itukah penantianku hingga
kau menganggapnya BEBAN,HAH! ini bukan dirimu! Ini bukan Kei yang kuharapkan!”
“Itu hanya penantian biasa,kau saja
yang melebih-lebihkannya.Oiya,Hasegawa Keita yang dulu,sudah musnah.Jadi jangan
harap diriku yang dulu ada di depanmu,kuharap kau mengerti…”
Kata-katanya makin membuatku kesal.
“Kalau seperti ini jadinya,SELAMA INI KAU MENGANGGAPKU APA?”
“Mantan sahabat”
Aku menelan ludah tak percaya.
“Sudah ya,malu kalau ada orang yang
lewat,nanti aku dituduh menangisimu,” Ia berbalik badan lalu pergi begitu saja.
Aku tak mau melihatnya,aku
membencinya,aku gak akan pernah merindukan orang seperti itu.
Hiks…bagaimana bisa aku mengerti?
Untuk pertama kalinya dalam
hidupku,aku merasa dipermainkan oleh laki-laki yang bahkan tak peduli seperti
apa aku,bagaimana perasaanku.Kini aku justru lebih merasa kehilangan.Sekarang
aku sendirian. Keita,bodoh!.